How I Truly Feel #1 : “Hating Myself”

How I Truly Feel #1 : “Hating Myself”

tumblr-photography-sad-girl-image

Apakah aku adalah hal nyata yang dianggap bayang semu oleh semua orang?

Di tengah hiruk pikuk keramaian, aku harus merintih dan menahan rasa sakitku sendirian, tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya.

Terkadang, aku merasa sangat nyaman dengan kesendirianku. Namun, itu tak bersifat selamanya. Ada kalanya aku merasakan kesepian yang amat mendalam. Tapi, bagaimana pun juga, aku tetap memilih untuk sendiri. Mungkin kalian pikir aku ini sombong, tak mudah bergaul, dan dingin. Namun, kalian perlu tahu apa yang sebenarnya aku rasakan selama ini.

Dari sekian banyaknya alasanku menutup diri, alasan utamaku adalah ketakutan terbesarku, afraid that you will see me the way I see myself. Ya, aku sangat takut hal itu menjadi nyata. Mungkin kau pikir ini adalah alasan yang absurd atau konyol. Tapi ini serius. Aku benar-benar takut kalian akan menilaiku sebagaimana diriku melihat dan menganggap betapa tidak berharganya diriku ini.

Kau tahu? Aku membenci diriku sendiri. Sangat-sangat-sangat-sangat membencinya. Ya, dirikulah orang yang paling aku benci di dunia ini. Aku merasa berbeda dengan kalian. Maka, aku memilih untuk pergi membatasi diriku dan membangun benteng perlindungan sehingga kalian tidak bisa masuk untuk mengenal diriku dan dekat denganku.

Sejujurnya, aku ingin bergaul dan bersosialisasi dengan kalian. Aku mau bergabung dengan kalian. Namun, apa boleh buat jika ketakutanku lebih besar. Yang hanya bisa kulakukan adalah diam dan melihat kalian semua bahagia tanpa hadirnya aku. Melihat itu, aku semakin merasa tidak berarti.

Pernah aku memaksakan diriku untuk mencoba bergabung dengan kalian. Namun, pikiranku seolah berkata bahwa aku tak pantas berada di dekat kalian, karena aku berbeda. Aku merasa diriku tak pantas untuk semua orang. Karena hal itulah, aku membatasi diriku dari semua orang dan memilih untuk sendiri. Semakin kalian dekat denganku, kalian pasti hanya dibuat kecewa olehku. Ya, karena aku hanya bisa mengecewakan semua orang. Aku memang berbeda dengan kalian. Aku sulit merasa berarti, merasa bahagia, dan merasa nyaman. Mungkin itu semua berawal dari rasa insecurity diriku.

 “Right now, I really don’t see the reason for trying, or for talking, or for breathing. I’m just done.” 

“I have this problem. I isolate myself, then become so upset because I’m lonely.”

  “They are happy without me.”

“I know I’m fat. I know I’m ugly, I know I’m stupid, I know I’m pathetic, I know I’m disgusting, I know I’m not important, I know I’m a waste of space. You don’t need to remind me.”

Aku tak tahu, sejak kapan dan apa sebabnya aku begini. Yang pasti, aku benar-benar lelah dengan menjadi diriku sendiri. Aku lelah dengan semuanya, dengan hidupku.

Keinginanku adalah untuk menghilang, pergi jauh, dan bila memungkinkan; aku ingin terlahir sebagai orang lain. Aku benar-benar lelah menghadapi semuanya. Aku sudah terlalu lelah untuk peduli. Aku benci pikiran-pikiranku yang pasti akan berujung dengan perasaan-perasaan campur aduk yang kurasakan kini.

“Tolong aku.” Mengapa? Mengapa kalimat itu sangat sulit diucapkan oleh mulutku? Aku benar-benar sudah tak sanggup lagi. Aku butuh pertolongan, meski tak tahu kepada siapa aku harus mengadu. Bagaimana pun juga, aku memang sendiri. Tak ada tangan untuk kuraih, tak ada bahu untuk kusandarkan.

Aku rindu untuk bahagia. Rindu dapat tertawa lepas seperti dahulu. Ketika semua terasa baik-baik saja. Aku rindu masa kecilku. Meski masa kecilku tak baik, namun masa itu tak lebih buruk dibandingkan kini.

Entahlah.. Aku lelah harus berkutat dengan kelelahanku ini. Sungguh tak berguna. Aku harus kuat. Aku bukan gadis lemah. Aku harus membuktikan pada dunia bahwa aku adalah gadis tangguh. Maka, untuk ke sekian kalinya, aku akan membangkitkan diriku sendiri. Karena, jika bukan diriku, siapa lagi?